Bob Marley yang memiliki nama panjangnya Robert Nesta
Marley lahir pada tangagal 6 Februari 1945 di Nine Miles, sebuah kota
kecil di Jamaika. Ayahnya, Norval Sinclair Marley berketurunan Inggris
adalah seorang pengawas tanah milik pemerintah Inggris yang telah
menjajah Jamaika sejak tahun 1960an, sedangkan ibunya, Cedella adalah
seorang budak.
Bob Marley begitu ia akrab disapa
oleh teman berandalannya, lingkungan yang keras adalah lingkungannya
Marley, ia hidup di kawasan kumuh orang-orang miskin kulit hitam namun
lewat pergaulan jalanannya itu Marley menemukan nilai-nilai kejujuran,
merasakan penderitaan dan penghujatan dari kaum kulit putih bahkan dari
kaumnya sendiri banyak yang mempertanyakan tentang predikat Merley
sebagai orang kulit hitam “setengah putih”dari garis keturunan ayahnya.
Ditengah perjalan ini Marley, menemukan apa yang kemudian di jadikan
sebagai jalan hidupnya di dunia tempat di menjalani hidup yaitu musik.
Lewat
musik Bob Marley melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap
kesewenangan dan ketidakadilan dari kaum kulit putih Bob mengawali karir
musiknya dengan membentuk band “ The Wailers”.
Pada awal
karirnya sebagai pemusik Marley dan The Wailers tidak berjalan mulus.
Lagu-lagunya tidak diterima begitu saja lagu-lagunya dianggap sampah
oleh politikus, pendeta dan surat kabar Jamaika.
Lewat musiknya,
Bob Marley dengan lantang menyebarkan segala kesenjangan sosial yang
terjadi dari perilaku amoral para tetangga sampai kebohongan dan
penindasan para penguasa. Sekalipun ia dimusuhi oleh sebagian masyarakat
yang adalah penguasa dan politikus kecintaanya pada musik tidak
membuatnya menyerah. Bob Marley terus berjuang dengan syair-syair
lagunya dan memprakarsai perdamaian dengan musiknya walaupun perdamaian
tidak begitu langsung bisa terlaksana namun inilah yang membangkitkan
semangat rakyat Jamaika untuk merubah takdir mereka.
Setelah sejak tahun 1962 ia memulai karirnya dan mendapat cercaan,
pada tahun 1975 ia mulai sukses dengan lagu-lagunya. Konser demi
konserpun dilaluinya hingga tour ke Negara-negara terkenal seperti
Amerika dan Eropa.
Bob Marley dan isterinya
pernah diserang dikediamannya dan ditembaki oleh sekawanan orang tak
dikenal suruhan pemerintahan Jamaika (Edwar Seaga). Bob dan istrinya
berhasil selamat setelah dibawa ke Rumah Sakit dan mendapat perawatan.
Dipuncak karirnya pada tahun 1979 Bob Marley menjadi orang yang
super sibuk lagunya laku diseluruh dunia dan saking sibuknya Marley
bahkan tidak mempedulikan kanker yang awalnya ditemukan dalam
pemeriksaan dokter di tahun 1977 pada infeksi dikakinya,ia menolak
perawatan yang menganjurkan mengamputasi kakinya karena amputasi tidak
sesuai dengan ajaran dalam rastafariannya. Kanker yang diderita Bob
Marley semakin parah dan meluas ke otak,paru-paru,hati, bahkan telah
kehilangan fungsi kaki karena perawatan ditolak. Pada tanggal 11 Mei
1981 diusianya yang ke 36 Bob Marley akhirnya meninggal dunia.
Bob Marley adalah sosok yang universal dan bukan sekedar superstar
biasa. Karismanya luar biasa dan memiliki kepribadian sosial. Ia
berhasil membuat sebuah formula dimana masalah – masalah seperti
penindasan, perlawanan terhadap kesewenangan serta politik diolahnya
menjadi sesuatu yang menarik. Bob Marley berhasil membuat perubahan dan akan selalu dikenang selama-lamanya.
Republik Reggae.com
Sondag 10 Maart 2013
REGGAE & RASTA
Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal,
reggae
dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama
genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah
sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23),
pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York
dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan
kegembiraan
yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik
tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu
sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah
disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya
hidup
semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini.
Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup
bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas.
Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging,
dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob
Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,"
papar Ras.
Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae
adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus
menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob
Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia—adalah seorang penganut
rasta.
Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia
sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya
pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu
saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka
tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari,"
ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.
Pemusik
Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama
Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba
memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu
hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai
itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu. Namun, meski tidak
memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan
pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik
yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae
(dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik
mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.
Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang
mengaku
musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan
penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja. Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. "Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum
dengan reggae," ujar Steven mantap. Sila dan Joni dari Bali menegaskan,
seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob
Marley. "Rasta sejati itu ada di dalam hati," tandas Sila sambil
mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.
sumber indoreggae.com
reggae
dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama
genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah
sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23),
pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York
dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan
kegembiraan
yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik
tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu
sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah
disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya
hidup
semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini.
Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup
bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas.
Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging,
dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob
Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,"
papar Ras.
Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae
adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus
menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob
Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia—adalah seorang penganut
rasta.
Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia
sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya
pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu
saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka
tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari,"
ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.
Pemusik
Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama
Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba
memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu
hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai
itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu. Namun, meski tidak
memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan
pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik
yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae
(dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik
mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.
Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang
mengaku
musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan
penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja. Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. "Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum
dengan reggae," ujar Steven mantap. Sila dan Joni dari Bali menegaskan,
seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob
Marley. "Rasta sejati itu ada di dalam hati," tandas Sila sambil
mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.
sumber indoreggae.com
MUSIK REGGAE & SCOOTERIST BAGAIKAN BENSIN & OLI SAMPING
Musik reggae dan scooterist bagaikan bensin dan oli samping.
Bagi sayah pribadi, ‘hitam-putih’ kehidupan berkomunitas dilingkungan scooterist bukan lagi hal asing. Karena, jujur dulu pernah menjerumuskan diri ngikut ‘nyemplung’ disalah satu klub scooter lokal dikota Ciamis. Jadi soal ‘tetek-bengek’ kenikmatan kaum scooterist masih sedikit terekam diotak yang kapasitasnya ndak lebih besar dari pada upil ini.
Ada sedikit hal yang menggelitik untuk disharing mengenai korelasi kegemaran musik para pecinta skuter asal Itali ini lho, ehhh, tunggu, Vespa yang beredar di Endonesa kan buatan dalam lokal kan? Lha wong pabrikanya PT. Dan Motor ada di Jakarta, bukan Itali. Iya, gak?
Bagi bikers awam, terutama penyemplak motor ‘wangi’, tidak sedikit yang merasa ‘ngeh’ bahwasannya mereka ini (scooterist) cenderung menyukai musik Reggae dibanding musik apapun. Menurut asumsi saya, lho. Iya gak?! Sangat berbanding terbalik dengan mayoritas komunitas satu kelompok bikers ‘parlente’ yang dimana tiap diadakan gelaran Jambore atau HUT komunitas, musik-musik modern lebih mendominasi sebagai pelengkap atopun penghibur agenda acara. Walopun tidak semuanya seperti itu. Catet!
Menurut pengamatan sayah. Ceile basanya. Selama mengenal tidak sedikit kaum ‘doyan’ Vespa, Reggae dan Vespa itu udah semacam satu paket utuh bak bensin dan oli samping. Entah kenapa kok bisa seperti itu? sayah juga kurang tau sejarahnya.
Ada aja pertunjukan reggae jika kegiatan besar kumpul bareng tiap komunitas ataupun klub Vespa digelar, walopun dangdut koplo juga kadang gak ‘mereka’ tolak.
(diatas adalah foto yang saya ambil ketika saya menghadiri acara Vespa di Pangandaran)
Selidik punya selidik. Agak merunut kebelakang serta ngegabungin kabar burung bagemana bisa musik yang notabennya berasal dari masyarakat niger Jamaika, masuk dan betah mendekam di indra dengar para scooterist yang awalnya booming dinegeri Victoria sanah (Inggris). Ceritanya sigh gini. Dulu, ditaun-taun 60′an, kaum muda kota London tengah marak dengan lahirnya berbage aliran baru (subculture) dan salah satunya Mod.
Mod lahir dari bentuk ketidak-puasan masyarakat ‘akar rumput’ terutama generasi mudanya akan sistem pemerintahan monarki yang udah jadi trade mark negara tersebut. Kesenjangan antara kaum ‘bangsawan’ dengan rakyat kelas 2 adalah sumber utama dari lahirnya paham-paham baru yang kerap menghiasi kehidupan warga dikota-kota besar sana. Lha terus apa hubungannya antara Mod, Reggae, dan Vespa Mania saat ini?
Perlu diketahui. Popularitas scooter di Inggris sana kala itu (era 60′an-70′an) tengah mencapai puncaknya. Kenapa seperti itu? mungkin, dikarenakan harga kendaraan yang menyerupai tawon tersebut sesuai dengan isi kantong rakyat kebanyakan. Model, serta gengsi menaikinya adalah simbol tersendiri bagi kaum anti kemapanan, terutama generasi Mod. Dan mengenai musik khas asal Jamaika yakni Reggae yang bisa membaur dan menjadi trend setter generasi 70′an khususnya di Inggris, tentu tidak lepas dari peranan Bob Marley serta groupnya The Wailers. Karena beliau lah yang mempopulerkan hingga tembus menjadi kiblat musik dunia. Bahkan gaungnya pun sampe masuk keranah musik British. Situh inget dengan group musik asli Inggris yang digawangi Sting? Yak, bener, The Police. Tidak sedikit permainan musik mereka terpengaruh genre reggae. Coba dengerkan tembang Roxanne kalo ndak percaya. Terus lagi ada band punk asli Inggris yakni The Clash. Tidak sedikit pula tema lagu mereka juga terecoki kocokan gitar khas musik reggae. Yang pada akhirnya memunculkan istilah Ska Punk kala itu.
Berhubung reggae sudah memasyarakat ditelinga publik kota London termasuk rakyat golongan kelas 2, maka tak ayal genre musik ini mampu melebur kepara kaum Mod sebagai salah satu musik mereka.
Lantas bagaimana bisa musik yang dianggap sebagai musik import malah menjadi tuan rumah bagi kaum Vespa mania disini? Kemungkinan, hal ituh terkait dengan life style kaum scooterist itu sendiri. Dimana awalnya menyangkutkan budaya Mod dengan generasi penikmat Vespa lokal, sama-sama menganggap dirinya sebagai golongan kelas 2 yang anti kemapanan. Maklum ‘rata-rata’ Vespa-goers adalah ‘wong cilik’. Walopun sekarang idiom tersebut udah mulai terkikis.
Nah sejak itu bagekan wabah, musik reggae berkembang pesat ke seantero pelosok negri, utamanya dikalangan scooterist. Dan seperti sudah menjadi sugesti jika ada acara kumpul-kumpul antar sesama sealiran tidak lengkap rasanya jika ndak dimeriahkan selingan musik reggae sebagai penghibur.
Yeah! akhirnya sampe sekarang, kira-kira latar belakang kenapa reggae bisa menjadi satu bagian dengan para scooterist.
Hos…hos…hos…hos…capek juga ya ngetiknya!
Demikian dari saya,
Salam SCOOTERIST INDONESIA......!!!!!
BAND REGGAE TERKENAL DI INDONESIA
Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya
Indonesia antara lain Tony Q Rastafara, Souljah, Ras Muhamad, Joni
Agung (Bali), New Rastafara, Marasta (Yogyakarta),dan Mbah Surip
(Mojokerto). Selain itu ada juga grup reggae Coconut Head yang berasal
dari Medan. Band reggae ini termasuk band pertama yang menggunakan nama
"Coconut Head" di seluruh dunia.
Tony Q Rastafara
Tony Waluyo Sukmoasih (populer dengan nama Tony Q atau Tony Q Rastafara; lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 April 1961; umur 50 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia beraliran reggae yang telah aktif di ragam tersebut sejak tahun 1989. Dia bersama grup musiknya Rastafara memopulerkan istilah "rambut gimbal" (gaya rambut dreadlock) di Indonesia lewat lagu dengan judul yang sama pada tahun 1996. Tony Q telah menjadi ikon musik reggae Indonesia. Dia dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia, karena dia tak hanya berkecimpung di ragam tersebut sejak lama, namun juga mengembangkan karakter musik reggaenya sendiri, dimana dia memasukkan banyak unsur tradisional Indonesia ke musiknya, dan mengangkat tema-tema khas Indonesia dalam musiknya.
Souljah
Souljah merupakan sebuah band Jamaican Music yang sudah terbentuk dari tahun 1998, ketika sebagian besar personilnya masih kuliah di Universitas Indonesia. Pada tahun 1999 mereka menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Selang beberapa tahun, tepatnya pada tahun 2003 mereka dipercaya untuk ikut album kompilasi “Asian Ska Foundation” yang diproduksi oleh sebuah label Jepang, Authority Records.
Ras Muhamad
nama Muhamad diambil dari nama pertama Muhamad Egar. Sedang nama sebutan Rasdiambil dari kosa kata bahasa Jamaika yang berarti bung/brur/mas. Akar kata Rasberasal dari kata Rastaman atau orang yang telah memahami falsafah dan ajaran RasTafari. Kata Ras sendiri dalam bahasa Amharik (Ethiopia) berarti Prince, putrabangsawan. Kalo boleh mengutip kata-kata Om Bob Marley "Reggae music is King Music", musik Reggae adalah musik yang disuguhkan untuk para bangsawan/Royal Music.
Joni Agung
Dari Bali, musik reggae disemai ke seluruh bumi Nusantara.Tumbuh dan berkembangnya kultur reggae di Bali, antara lain, tidak bisa dipisahkan dari Joni Agung atawa Gung Joni yang menjadi fronline Doble T, band reggae yang didirikan tahun 2003, yang membuat terobosan reggae mebasa Bali (berbahasa Bali). Joni Agung adalah sosok yang berpengaruh bagi musisi reggae di Pulau Dewata, menjadi mentor bagi band-band reggae anyar. Lagu-lagunya, yang dapat disimak dalam tiga album: Pocol (2005), Melalung (2006), dan Pul Si Noge (2007), begitu populer di telinga anak muda, sarat dengan kritik, ironi dan membawa pesan perdamaian. Joni yang menyukai busana warna putih saat tampil, acapkali manggung di berbagai festival di Bali, berkolaborasi dengan musisi reggae dari Jamaica, seperti nampak dalam foto. Dengan formasi Joni Agung ( lead vocal), Mayun (keyboad / back vocal),D’ Alit (lead guitar/back vocal), Tilem (guitar bass) dan Rodi (drum)
Mbah Surip
Urip Achmad Rijanto (lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 6 Mei 1957 – meninggal di Jakarta, 4 Agustus 2009 pada umur 52 tahun) atau lebih populer sebagai Mbah Surip, adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia populer karena tawanya dan gayanya yang unik, dan karena lagu Tak Gendong dari album tahun 2003-nya yang juga berjudul Tak Gendong.
Coconut Head
Coconut Head yang berarti Kepala Kelapa disini dimaksudkan karena reggae slalu identik dengan pantai, dan pantai identik dengan kelapa. So, kami menginginkan jadi kepala (lokomotif) musik reggae di Medan. Inspirasi nama band kami terwujud saat Manager kami (Richard Chaney) membuka café dengan nama Coconut Head yang bertempat di Thailand tapi hanya berjalan 6 bulan dan pada saat membuka studio musik, kamipun memberi nama Coconut Head tuk studio itu dan juga nama band kami ini..
Steven & Coconut Treez
Steven & Coconut Treez merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2005. Anggotanya berjumlah 5 orang yaitu A Ray (gitar), Teguh (gitar), Rival (bass), Iwan (keyboard), dan Aci (drum). Album pertamanya ialah The Other Side dirilis pada tahun 2005. Band ini umumnya bergenre reggae.
Steven Jam
Steven Jam adalah sebuah konsep solo beraliran musik Reggae, dengan album title “Feel The Vibration”, merupakan album yang berisi 11 lagu mengangkat tema keseharian, sosial, dan cinta. Semua lagu dalam album ini adalah ciptahan Steven Nugraha Kaligis (vokalis Steven & Coconutreez). Konsep dasar album ini adalah Reggae namun diberikan sentuhan musik modern, seperti Pop, Rock, dll sehingga kiranya dapat diterima oleh segala lapisan.
Tony Q Rastafara
Tony Waluyo Sukmoasih (populer dengan nama Tony Q atau Tony Q Rastafara; lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 April 1961; umur 50 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia beraliran reggae yang telah aktif di ragam tersebut sejak tahun 1989. Dia bersama grup musiknya Rastafara memopulerkan istilah "rambut gimbal" (gaya rambut dreadlock) di Indonesia lewat lagu dengan judul yang sama pada tahun 1996. Tony Q telah menjadi ikon musik reggae Indonesia. Dia dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia, karena dia tak hanya berkecimpung di ragam tersebut sejak lama, namun juga mengembangkan karakter musik reggaenya sendiri, dimana dia memasukkan banyak unsur tradisional Indonesia ke musiknya, dan mengangkat tema-tema khas Indonesia dalam musiknya.
Souljah
Souljah merupakan sebuah band Jamaican Music yang sudah terbentuk dari tahun 1998, ketika sebagian besar personilnya masih kuliah di Universitas Indonesia. Pada tahun 1999 mereka menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Selang beberapa tahun, tepatnya pada tahun 2003 mereka dipercaya untuk ikut album kompilasi “Asian Ska Foundation” yang diproduksi oleh sebuah label Jepang, Authority Records.
Ras Muhamad
nama Muhamad diambil dari nama pertama Muhamad Egar. Sedang nama sebutan Rasdiambil dari kosa kata bahasa Jamaika yang berarti bung/brur/mas. Akar kata Rasberasal dari kata Rastaman atau orang yang telah memahami falsafah dan ajaran RasTafari. Kata Ras sendiri dalam bahasa Amharik (Ethiopia) berarti Prince, putrabangsawan. Kalo boleh mengutip kata-kata Om Bob Marley "Reggae music is King Music", musik Reggae adalah musik yang disuguhkan untuk para bangsawan/Royal Music.
Joni Agung
Dari Bali, musik reggae disemai ke seluruh bumi Nusantara.Tumbuh dan berkembangnya kultur reggae di Bali, antara lain, tidak bisa dipisahkan dari Joni Agung atawa Gung Joni yang menjadi fronline Doble T, band reggae yang didirikan tahun 2003, yang membuat terobosan reggae mebasa Bali (berbahasa Bali). Joni Agung adalah sosok yang berpengaruh bagi musisi reggae di Pulau Dewata, menjadi mentor bagi band-band reggae anyar. Lagu-lagunya, yang dapat disimak dalam tiga album: Pocol (2005), Melalung (2006), dan Pul Si Noge (2007), begitu populer di telinga anak muda, sarat dengan kritik, ironi dan membawa pesan perdamaian. Joni yang menyukai busana warna putih saat tampil, acapkali manggung di berbagai festival di Bali, berkolaborasi dengan musisi reggae dari Jamaica, seperti nampak dalam foto. Dengan formasi Joni Agung ( lead vocal), Mayun (keyboad / back vocal),D’ Alit (lead guitar/back vocal), Tilem (guitar bass) dan Rodi (drum)
Mbah Surip
Urip Achmad Rijanto (lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 6 Mei 1957 – meninggal di Jakarta, 4 Agustus 2009 pada umur 52 tahun) atau lebih populer sebagai Mbah Surip, adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia populer karena tawanya dan gayanya yang unik, dan karena lagu Tak Gendong dari album tahun 2003-nya yang juga berjudul Tak Gendong.
Coconut Head
Coconut Head yang berarti Kepala Kelapa disini dimaksudkan karena reggae slalu identik dengan pantai, dan pantai identik dengan kelapa. So, kami menginginkan jadi kepala (lokomotif) musik reggae di Medan. Inspirasi nama band kami terwujud saat Manager kami (Richard Chaney) membuka café dengan nama Coconut Head yang bertempat di Thailand tapi hanya berjalan 6 bulan dan pada saat membuka studio musik, kamipun memberi nama Coconut Head tuk studio itu dan juga nama band kami ini..
Steven & Coconut Treez
Steven & Coconut Treez merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2005. Anggotanya berjumlah 5 orang yaitu A Ray (gitar), Teguh (gitar), Rival (bass), Iwan (keyboard), dan Aci (drum). Album pertamanya ialah The Other Side dirilis pada tahun 2005. Band ini umumnya bergenre reggae.
Steven Jam
Steven Jam adalah sebuah konsep solo beraliran musik Reggae, dengan album title “Feel The Vibration”, merupakan album yang berisi 11 lagu mengangkat tema keseharian, sosial, dan cinta. Semua lagu dalam album ini adalah ciptahan Steven Nugraha Kaligis (vokalis Steven & Coconutreez). Konsep dasar album ini adalah Reggae namun diberikan sentuhan musik modern, seperti Pop, Rock, dll sehingga kiranya dapat diterima oleh segala lapisan.
PERKEMBANGAN MUSIK REGGAE DI INDONESIA
Perkembangan musik Reggae Indonesia bisa dikatakan dalam kondisi di
atas angin. Hampir tiga hingga empat even dapat terselenggara dalam
setiap minggunya dan puluhan ribu pemuda pemudi di Indonesia ikut
berpartisipasi dalam setiap evennya. Bisa dikatakan musik Reggae
merupakan musik yang paling digandrungi oleh pemuda pemudi Indonesia di
era ini dibandingkan genre musik lainnya.
Namun situasi serta kondisi seperti ini juga akan memaksa para penyelenggara musik, sponsor, komunitas serta musisi Reggae Indonesia untuk dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman dalam mewujudkan karya-karya terbaiknya dan bukan hanya sekedar atau berhenti pada titik memetik dan menikmati hasilnya saja. Akan tetapi tetap bertahan pada garis perjuangan Reggae itu sendiri dan jangan sampai pihak-pihak tertentu memanfaatkan situasi ini ataupun melemahkan perjuangan Reggae tersebut.
Berbagai perjuangan tersebut-pun akan menemui fase di mana akan terjadi feedback dari masyarakat secara umum terhadap perkembangan Reggae Indonesia tersebut. Para generasi muda Reggae Indonesia sudah seharusnya kritis dalam memilih dan memilah dalam mengamil keputusan, apa yang seharusnya mereka lakukan bila menemui situasi ataupun kondisi yang kritis seperti yang sedan terjadi pada bangsa ini saat ini.
Nafas Reggae yang sarat akan lirik-lirik yang berisi tentang perjuangan dan pembebasan kaum yang lemah dari penindasan para penguasa-pun sudah seharusnya menjadi darah daging rakyat Reggae Indonesia juga para musisi yang kini dianggap rakyat Reggae Indonesia telah populer.
Para musisi Reggae Indonesia yang menanam hingga tumbuh dan berkembang sejak era 1960an hingga 1980an dan tetap eksis hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa merekalah yang telah membuka gerbang awal Reggae Indonesia di belantika musik Indonesia. Dengan tetap menjaga kualitas dari karya-karya mereka, menandakan bahwa kualitas musisi Reggae Indonesia sebagai pribadi dan karya mereka memang merupakan hal yang utama untuk diperhitungkan dalam perkembagan Reggae di ndonesia. Dan ini yang membuat Reggae Indonesia digandrungi oleh para pecintanya.
Begitu kayanya musik yang telah terlahir di Tanah Ibu Pertiwi ini, yang bisa menjadi sumber mata air dalam mengeksplorasi Reggae dapat membawa seni dan budaya dari wilaah Barat ke Tengah lalu ke Timur dari Indonesia menjadi bagian dari semakin eratnya pertalian pesaudaraan pemuda pemudi Indonesia.
Seperti berbagai musik yang dapat kita dengarkan, jutaan bahkan puluhan juta jenis musik dengan berbagai bahasa yang tumbuh dan berkembang di Tanah Air kita. Sebut saja musik Campur Sari, Keroncong, Gamelan bahkan musik dari Papua dan berbagai music daerah lainnya yang telah mewarnai Negeri kita sejak jaman dahulu dapat berkolaborasi dengan harmonis dengan musik Reggae. Dan semua ini merupakan proses dari penetapan jati diri dari Reggae Indonesia dan menjadi pembuka gebang perubahan terhadap perbaikan di negeri Indonesia tercinta ini!
Namun situasi serta kondisi seperti ini juga akan memaksa para penyelenggara musik, sponsor, komunitas serta musisi Reggae Indonesia untuk dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman dalam mewujudkan karya-karya terbaiknya dan bukan hanya sekedar atau berhenti pada titik memetik dan menikmati hasilnya saja. Akan tetapi tetap bertahan pada garis perjuangan Reggae itu sendiri dan jangan sampai pihak-pihak tertentu memanfaatkan situasi ini ataupun melemahkan perjuangan Reggae tersebut.
Berbagai perjuangan tersebut-pun akan menemui fase di mana akan terjadi feedback dari masyarakat secara umum terhadap perkembangan Reggae Indonesia tersebut. Para generasi muda Reggae Indonesia sudah seharusnya kritis dalam memilih dan memilah dalam mengamil keputusan, apa yang seharusnya mereka lakukan bila menemui situasi ataupun kondisi yang kritis seperti yang sedan terjadi pada bangsa ini saat ini.
Nafas Reggae yang sarat akan lirik-lirik yang berisi tentang perjuangan dan pembebasan kaum yang lemah dari penindasan para penguasa-pun sudah seharusnya menjadi darah daging rakyat Reggae Indonesia juga para musisi yang kini dianggap rakyat Reggae Indonesia telah populer.
Para musisi Reggae Indonesia yang menanam hingga tumbuh dan berkembang sejak era 1960an hingga 1980an dan tetap eksis hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa merekalah yang telah membuka gerbang awal Reggae Indonesia di belantika musik Indonesia. Dengan tetap menjaga kualitas dari karya-karya mereka, menandakan bahwa kualitas musisi Reggae Indonesia sebagai pribadi dan karya mereka memang merupakan hal yang utama untuk diperhitungkan dalam perkembagan Reggae di ndonesia. Dan ini yang membuat Reggae Indonesia digandrungi oleh para pecintanya.
Begitu kayanya musik yang telah terlahir di Tanah Ibu Pertiwi ini, yang bisa menjadi sumber mata air dalam mengeksplorasi Reggae dapat membawa seni dan budaya dari wilaah Barat ke Tengah lalu ke Timur dari Indonesia menjadi bagian dari semakin eratnya pertalian pesaudaraan pemuda pemudi Indonesia.
Seperti berbagai musik yang dapat kita dengarkan, jutaan bahkan puluhan juta jenis musik dengan berbagai bahasa yang tumbuh dan berkembang di Tanah Air kita. Sebut saja musik Campur Sari, Keroncong, Gamelan bahkan musik dari Papua dan berbagai music daerah lainnya yang telah mewarnai Negeri kita sejak jaman dahulu dapat berkolaborasi dengan harmonis dengan musik Reggae. Dan semua ini merupakan proses dari penetapan jati diri dari Reggae Indonesia dan menjadi pembuka gebang perubahan terhadap perbaikan di negeri Indonesia tercinta ini!
Saterdag 09 Maart 2013
SEJARAH MUSIC REGGAE
"Musik Jamaica Pendahulu"
Menurut
sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru"
yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum yang
bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum,
rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat
natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian
para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka
berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari
Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin"
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
"Reggae N Rasta"
Bob
Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.
"Apa sih Reggae"
Reggae
sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah'
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang'
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
"Ngga asli Jamaika lho!"
Reggae
memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari
New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio
Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan
gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan
R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim
panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus
tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu,
Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan
interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan
musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan
sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato
rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu
memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan
cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.
"It's Influences"
Saat
rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya
menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua
dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang
Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees.
Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari
dunia tersendiri. Budaya 'Dancehall' Jamaika yang menonjol plus sound
system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan
lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan
yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah
diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.
Sumber : Tabloid Hot Music
Menurut
sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru"
yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum yang
bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum,
rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat
natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian
para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka
berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari
Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin"
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
"Reggae N Rasta"
Bob
Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.
"Apa sih Reggae"
Reggae
sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah'
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang'
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
"Ngga asli Jamaika lho!"
Reggae
memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari
New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio
Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan
gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan
R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim
panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus
tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu,
Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan
interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan
musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan
sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato
rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu
memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan
cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.
"It's Influences"
Saat
rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya
menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua
dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang
Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees.
Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari
dunia tersendiri. Budaya 'Dancehall' Jamaika yang menonjol plus sound
system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan
lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan
yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah
diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.
Sumber : Tabloid Hot Music
Teken in op:
Plasings (Atom)